Dalam menulis cerpen atau novel baiknya
kita memperhatikan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Satu
diantaranya adalah sudut pandang. Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Penulis dalam hal ini memosisikan dirinya sebagai siapa dalam cerita itu.
Semisal kita melihat sepasang kekasih
sedang duduk sambil bercanda ria. Apabila dituliskan, kita bisa
menuliskan dalam tiga pandangan yang berbeda. Yang pertama menurut
pandangan si wanita dan kedua menurut pandangan si pria atau menurut
pandangan kita sendiri yang menyaksikan kemesraan sepasang kekasih
tersebut. Karena apa yang dirasakan si pria dan si wanita dan juga kita
pada saat momen itu terjadi jelas berbeda.
Sudut pandang penceritaan ada tiga
yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut
pandang orang ketiga. Adapun yang umum digunakan adalah sudut pandang
orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
Sudut pandang orang pertama tunggal adalah di mana penulis menggunakan kata ganti “aku” atau “saya”.
__
“Aku” sebagai tokoh utama.
Penulis adalah “aku” sebagai tokoh utama
cerita dan mengisahkan dirinya sendiri, tindakan, dan kejadian
disekitarnya. Pembaca akan menerima cerita sesuai dengan yang dilihat,
didengar, dialami, dan dirasakan “aku” sebagai narator sekaligus pusat
cerita.
Contoh:
Tahun ajaran baru selalu
berhasil membuat perutku mulas tiba-tiba, kau tahu, seperti ada
kupu-kupu logam menari di perutmu! Meskipun berhasil masuk ke sekolah
yang kuinginkan, namun aku adalah gadis yang tidak tahu bagaimana
caranya memulai sesuatu. Perkenalan, maksudku. Dan rombongan gadis-gadis
populer itu, bayangannya telah menghantui beberapa malam ini. Terdengar bodoh, bukan ? (May dan Gadis Populer – Leil Fataya)
Catatan:
- Tokoh “aku” tak mungkin mengungkapkan perasaan atau pikiran tokoh lain kecuali dengan perkiraan.
- Penulis harus memahami tokoh “aku” sesuai karakternya. Misalnya soal bahasa, perlu dilihat apakah “aku” adalah orang tua atau anak muda. Itu akan mempengaruhi gaya bahasa yang diucapkan.
- Mengenali dengan baik karakter “aku” adalah keharusan.
__
“Aku”sebagai pelaku sampingan
Penulis adalah “aku” dalam cerita tapi
bukan tokoh utama. Keberadaan aku sebagai saksi atas sebuah kisah. Tokoh
aku menuliskan atau menceritakan apa yang dialami oleh orang lain yang
menjadi tokoh utama.
Contoh
Sayup-sayup kudengar erangan.
Suara yang tak jauh dari telingaku. Kubalikan tubuhku sehingga
berhadapan dengan Ayu. Kulihat Ayu membuka matanya perlahan. Rupanya ia
merasakan keanehan seperti yang kurasa. Kami pun bangkit dari tidur. Ayu
mendekat ke arahku. Tubuhnya bergetar pertanda ketakutan telah
menyelimuti hatinya. (Senyum Kenanga – Desy Riani )
Catatan:
- Teknik ini hampir mirip dengan Sudut Pandang Orang Ketiga. Hanya saja narator ikut terlibat sebagai tokoh.
- “Aku” hanya mengomentari apa yang dilihat dan didengar saja. “Aku” bisa mengungkap apa yang dirasakan atau dipikirkan tokoh utama, tapi hanya berupa dugaan dan kemungkinan berdasar apa yang “aku” amati dari tokoh utama.
Demikianlah sedikit penjelasan tentang sudut pandang orang pertama. Silahkan memilih, apakah tulisan teman-teman memakai “aku” sebagai tokoh utama atau “aku” sebagai pelaku sampingan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar