Selasa, 09 April 2013

Sudut pandang orang pertama/gaya 'Aku"

Dalam menulis cerpen atau novel baiknya kita memperhatikan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Satu diantaranya adalah sudut pandang. Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Penulis dalam hal ini memosisikan dirinya sebagai siapa dalam cerita itu.

Semisal kita melihat sepasang kekasih sedang duduk sambil bercanda ria. Apabila dituliskan, kita bisa menuliskan dalam tiga pandangan yang berbeda. Yang pertama menurut pandangan si wanita dan kedua menurut pandangan si pria atau menurut pandangan kita sendiri yang menyaksikan kemesraan sepasang kekasih tersebut. Karena apa yang dirasakan si pria dan si wanita dan juga kita pada saat momen itu terjadi jelas berbeda.
Sudut pandang penceritaan ada tiga yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Adapun yang umum digunakan adalah sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
Sudut pandang orang pertama tunggal adalah di mana penulis menggunakan kata ganti “aku” atau “saya”.
__
“Aku” sebagai tokoh utama.
Penulis adalah “aku” sebagai tokoh utama cerita dan mengisahkan dirinya sendiri, tindakan, dan kejadian disekitarnya. Pembaca akan menerima cerita sesuai dengan yang dilihat, didengar, dialami, dan dirasakan “aku” sebagai narator sekaligus pusat cerita.
Contoh:
Tahun ajaran baru selalu berhasil membuat perutku mulas tiba-tiba, kau tahu, seperti ada kupu-kupu logam menari di perutmu! Meskipun berhasil masuk ke sekolah yang kuinginkan, namun aku adalah gadis yang tidak tahu bagaimana caranya memulai sesuatu. Perkenalan, maksudku. Dan rombongan gadis-gadis populer itu, bayangannya telah menghantui beberapa malam ini. Terdengar bodoh, bukan ? (May dan Gadis PopulerLeil Fataya)
Catatan:
  • Tokoh “aku” tak mungkin mengungkapkan perasaan atau pikiran tokoh lain kecuali dengan perkiraan.

  • Penulis harus memahami tokoh “aku” sesuai karakternya. Misalnya soal bahasa, perlu dilihat apakah “aku” adalah orang tua atau anak muda. Itu akan mempengaruhi gaya bahasa yang diucapkan.

  • Mengenali dengan baik karakter “aku” adalah keharusan.
__
“Aku”sebagai pelaku sampingan
Penulis adalah “aku” dalam cerita tapi bukan tokoh utama. Keberadaan aku sebagai saksi atas sebuah kisah. Tokoh aku menuliskan atau menceritakan apa yang dialami oleh orang lain yang menjadi tokoh utama.
Contoh
Sayup-sayup kudengar erangan. Suara yang tak jauh dari telingaku. Kubalikan tubuhku sehingga berhadapan dengan Ayu. Kulihat Ayu membuka matanya perlahan. Rupanya ia merasakan keanehan seperti yang kurasa. Kami pun bangkit dari tidur. Ayu mendekat ke arahku. Tubuhnya bergetar pertanda ketakutan telah menyelimuti hatinya. (Senyum KenangaDesy Riani )
Catatan:
  • Teknik ini hampir mirip dengan Sudut Pandang Orang Ketiga. Hanya saja narator ikut terlibat sebagai tokoh.

  • “Aku” hanya mengomentari apa yang dilihat dan didengar saja. “Aku” bisa mengungkap apa yang dirasakan atau dipikirkan tokoh utama, tapi hanya berupa dugaan dan kemungkinan berdasar apa yang “aku” amati dari tokoh utama.
Demikianlah sedikit penjelasan tentang sudut pandang orang pertama. Silahkan memilih, apakah tulisan teman-teman memakai “aku” sebagai tokoh utama atau “aku” sebagai pelaku sampingan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar