Selasa, 23 April 2013

X.1.2.3 Menceritakan Pengalaman Lucu

Berbicara
1.      Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan bercerita


2.3 Menceritakan  berbagai pengalaman  dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat
Menceritakan Pengalaman yang Lucu dan mengharukan
Pilihlah seorang teman Anda untuk membacakan teks berjudul “Gara-gara Papan Nama”!
Gara-gara Papan Nama !
Papan nama sering kurang diperhatikan. Meski di depan rumah terpampang papan nama dokter
hewan, ada saja “pasien manusia” yang “nyasar” minta diobati ibu saya, yang buka praktik di rumah.
Suatu malam, kira-kira pukul 22.00 datang seorang  pria bermobil. Ia terlihat panik, dan mengaku sedang membawa pasien dalam keadaan gawat dan perlu pertolongan segera. Saat itu, kakak perempuan saya yang menerimanya. Kepada pria itu, kakak saya bilang, “Dokter sedang keluar kota, baru besok sore pulang. Sebaiknya, pasien dibawa ke klinik terdekat.” Tanpa berpikir panjang, pria itu menuruti saran kakak saya. Selang beberapa hari, terdorong rasa ingin tahu, saat bertemu si empunya klinik hewan yang berpraktik di kompleks sebelah, ibu saya bertanya, “Apa sih yang diderita pasien gawat malam itu?” Jawabnya, “Kumaha (bagaimana) ibu teh. Saya mah Cuma mengobati hewan, kok disuruh mengobati orang mencret-mencret! Yang tempo hari itu orang sakit diare, Bu!”
Sampai sekarang ibu masih praktik, tapi papan nama dokter hewan sudah dicopot. Anehnya, justru
setelah itu tak pernah ada lagi “pasien manusia” yang nyasar.
Menceritakan Pengalaman yang Mengharukan
Pilihlah seorang teman Anda untuk membacakan teks berjudul “Rasanya Amang
Masih Dinas, Belum Meninggal”!
Rasanya Amang Masih Dinas, Belum Meninggal
Tiba-tiba rakyat Indonesia tersentak, ketika H. Sory Ersa Siregar, wartawan RCTI, meninggal tertembak oleh GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Begitu banyak karya dan kenangan yang dia tinggalkan. “Amang jangan pergi dong!”
“Emang kenapa?”
“ Amang kan baru aja pergi sebulan ke Aceh, masa baru dua minggu di rumah, udah mau pergi lagi ke
sana,” ajuk Sarah dengan wajah memelas setengah marah.
“Nggak apa-apalah, Cuma dua minggu kok di sananya. Nanti habis itu, kita liburan ke Solo,
nengokin Bang Iwan,” ujar Sory Ersa Siregar. Tapi takdir Ilahi berkehendak lain, Sarah tak pernah
menyangka kalau itu adalah pertemuan terakhirnya dengan sang ayah. Sarah tidak ingat kapan hari di
bulan Juli itu pihak RCTI menghubungi rumahnya mengatakan bahwa Amang tercintanya hilang di
Aceh Timur bersama kameramen dan sopir RCTI, juga dua orang perempuan yang menumpang di
mobil RCTI. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa sudah enam bulan. Rindu Sarah pada Amang terobati ketika menerima kabar dari telepon bahwa Amang baik-baik saja, cukup makan dan tidur. Sarah ingat betul di penghujung 2003, Senin, 29 Desember, waktu beduk magrib baru berlalu, ibunya menerima telepon ucapan belasungkawa. Sejak itu, telepon rumah tidak pernah berhenti berdering dari sahabat dan kerabat yang mengucapkan dukacita atas meninggalnya Ersa. Tanpa Sarah sadari, rumahnya sudah dikerumuni banyak orang. Sarah termangu, kebingungan, antara percaya dan tidak dengan kabar tentang Amangnya yang gugur dalam tugas, tertembak tentara ketika terjadi baku tembak antara TNI dan GAM. Namun, itulah kenyataannya, amangnya telah meninggal dan pulang hanya tinggal jasad dalam peti mati. Air mata Sarah membanjir ketika melihat peti mati yang membawa jenazah Amangnya diturunkan dari bandara. Kenapa Amang harus pulang seperti ini?
SOAL
1. Ceritakan kembali cerita lucu di atas dengan kalimat Anda sendiri!
2. Tulislah sebuah pengalaman pribadi yang lucu dan menyenangkan!
3. Ceritakan pengalaman lucu Anda itu dengan pilihan kata dan ekspresi yang sesuai di depan kelas!
4. Kalimat-kalimat manakah yang menunjukkan rasa haru?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar