Berbicara
1. Mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi melalui kegiatan berkenalan, berdiskusi, dan
bercerita
|
2.3 Menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan
ekspresi yang tepat
|
Menceritakan Pengalaman yang Lucu dan mengharukan
Pilihlah seorang teman Anda untuk membacakan teks
berjudul “Gara-gara Papan Nama”!
Gara-gara Papan Nama
!
Papan nama sering kurang diperhatikan. Meski di
depan rumah terpampang papan nama dokter
hewan, ada saja “pasien manusia” yang “nyasar” minta
diobati ibu saya, yang buka praktik di rumah.
Suatu malam, kira-kira pukul 22.00 datang seorang
pria bermobil. Ia terlihat panik, dan mengaku sedang membawa pasien
dalam keadaan gawat dan perlu pertolongan segera. Saat itu, kakak perempuan
saya yang menerimanya. Kepada pria itu, kakak saya bilang, “Dokter sedang
keluar kota, baru besok sore pulang. Sebaiknya, pasien dibawa ke klinik
terdekat.” Tanpa berpikir panjang, pria itu menuruti saran kakak saya. Selang
beberapa hari, terdorong rasa ingin tahu, saat bertemu si empunya klinik
hewan yang berpraktik di kompleks sebelah, ibu saya bertanya, “Apa sih yang
diderita pasien gawat malam itu?” Jawabnya, “Kumaha (bagaimana) ibu teh.
Saya mah Cuma mengobati hewan, kok disuruh mengobati orang
mencret-mencret! Yang tempo hari itu orang sakit diare, Bu!”
Sampai sekarang ibu masih praktik, tapi papan nama
dokter hewan sudah dicopot. Anehnya, justru
setelah itu tak pernah ada lagi “pasien manusia” yang
nyasar.
Menceritakan Pengalaman yang Mengharukan
Pilihlah seorang teman Anda untuk membacakan teks
berjudul “Rasanya Amang
Masih Dinas, Belum Meninggal”!
Rasanya Amang Masih
Dinas, Belum Meninggal
Tiba-tiba rakyat Indonesia tersentak, ketika H. Sory
Ersa Siregar, wartawan RCTI, meninggal tertembak oleh GAM (Gerakan Aceh
Merdeka). Begitu banyak karya dan kenangan yang dia tinggalkan. “Amang jangan
pergi dong!”
“Emang kenapa?”
“ Amang kan baru aja pergi sebulan ke Aceh, masa
baru dua minggu di rumah, udah mau pergi lagi ke
sana,” ajuk Sarah dengan wajah memelas setengah
marah.
“Nggak apa-apalah, Cuma dua minggu kok di sananya.
Nanti habis itu, kita liburan ke Solo,
nengokin Bang Iwan,” ujar Sory Ersa Siregar. Tapi
takdir Ilahi berkehendak lain, Sarah tak pernah
menyangka kalau itu adalah pertemuan terakhirnya
dengan sang ayah. Sarah tidak ingat kapan hari di
bulan Juli itu pihak RCTI menghubungi rumahnya
mengatakan bahwa Amang tercintanya hilang di
Aceh Timur bersama kameramen dan sopir RCTI, juga
dua orang perempuan yang menumpang di
mobil RCTI. Hari berganti hari, bulan berganti
bulan, tak terasa sudah enam bulan. Rindu Sarah pada Amang terobati ketika
menerima kabar dari telepon bahwa Amang baik-baik saja, cukup makan dan
tidur. Sarah ingat betul di penghujung 2003, Senin, 29 Desember, waktu beduk
magrib baru berlalu, ibunya menerima telepon ucapan belasungkawa. Sejak itu,
telepon rumah tidak pernah berhenti berdering dari sahabat dan kerabat yang mengucapkan
dukacita atas meninggalnya Ersa. Tanpa Sarah sadari, rumahnya sudah
dikerumuni banyak orang. Sarah termangu, kebingungan, antara percaya dan
tidak dengan kabar tentang Amangnya yang gugur dalam tugas, tertembak tentara
ketika terjadi baku tembak antara TNI dan GAM. Namun, itulah kenyataannya,
amangnya telah meninggal dan pulang hanya tinggal jasad dalam peti mati. Air
mata Sarah membanjir ketika melihat peti mati yang membawa jenazah Amangnya
diturunkan dari bandara. Kenapa Amang harus pulang seperti ini?
SOAL
1. Ceritakan kembali cerita lucu di atas dengan
kalimat Anda sendiri!
2. Tulislah sebuah pengalaman pribadi yang lucu dan
menyenangkan!
3. Ceritakan pengalaman lucu Anda itu dengan pilihan
kata dan ekspresi yang sesuai di depan kelas!
4. Kalimat-kalimat manakah yang menunjukkan rasa
haru?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar