Sabtu, 20 April 2013

XI.1.7.1 Menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat



       7.1  Menemukan unsur-unsur intrinsik  dan ekstrinsik hikayat
B. Indikator
·      Mengidentifikasi ciri hikayat sebagai bentuk karya sastra lama
·      Menemukan unsur-unsur intrinsik ( alur, tema,  penokohan, sudut pandang, latar, dan amanat) dalam hikayat
·      Menceritakan kembali isi hikayat dengan bahasa sendiri
C. Materi Pokok
Teks hikayat
DIANGKAT KEMBALI JADI RAJA
Alkisah maka tersebutlah perakataan baginda tatkala ia membuangkan diri itu. Berapa lamanya  ia berjalan itu, maka baginda pun sampailah kepada sebuah negeri yang amat besar kerajaannya. Maka baginda pun duduklah diluar kota negeri itu. Syahdan, maka adalah raja di dalam negeri itu telah kembalillah ke rahmatullah. Maka ia pun tiada beranak, seorang raja pun tiada. Maka segala menteri dan hulubalang dan orang besar-besar dan orang kaya-kaya dan rakyat seakaliannyaberhimpunlah dengan musyawaratsekaliannya akan membeicarakan, siapa juga yang patut dijadikan raja, menggantikan raja yang telah kembali ke rahmatullah itu. Maka di dalam antara maneteri yang banyak itu, ada seorang mentri yang tua daripada menteri yang banyak itu. . maka ia pun berkata, katanya “Ada pun hamba ini tua daripada tuan hamba sekalian. Jikalau ada gerangan bicara, mengapa segala saudaraku ini tiada hendak bicara?” Maka  segala menteri dan hulubalang itu pun tersenyumseraya katanya “Jika sungguh tuan hamba bersaudarakan hamba sekalian ini, dengan tulus dan ikhlas, hendaklah truan hamba katakana, jika apa sekalian pun.” Setelah itumaka menteri tua itu berkatalah, katanya “Bahwasannyahamab ini ada mendengar, tatkala hamba lagi kecil dahulu, erkataan marhum yan gtua itu; maka sabdanya, marhum itu, “Ada pun akan negeriku ini , jikalau tiada lagi rajanya, maka hendaklah dilepaskan gajah kesaktianitu, barang siapa yang berkenan kepadanya, ia itulah rajakan olehmu, supaya sentosa di dalannegeri ini.” Setelah didengar oleh sekalian menteridan hulubalang ituakan kata menteri itu, mak  sekaliannya pun berkenanlah di hatinya kata itu.
Hatta  , maka pada ketika yang baik, maka gajah kesaktian itu pun dikeluarkan orangtlah dengan alatnya. Setelah sudah, maka segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekalian pun seeralah mengiringkan gajah itu dengan alat kerajaan daripada paying ubur-ubur 1) dan hamparan 2) daripada suf sakalat ainalbanat 3) di atas gajah itu. Setelah itu maka seket8ka itu juga sampailah ia kepada tempat baginda dua suami istri itu.
Kalakian 4), maka baginda pun terkejut seraya menetapkan dirinya . maka gajah itu segeralah dating, emnundukkan kepakanya seolah-olah orang sujud kepada baginda itu. Maka segala menteri dan hulubalang dan rakyat itu pun bertelut menjunjung duli seraya berdatang sembah, “Ya tauanku syah alam, patik sekalian memohonkan ampunberibu-ribu ampun ke bawah duli syah alam yang mahamulia. Adapun patik sekalian ini telah menyerahkan diri patik, dan negeri inipun patik serahkan ke bawah syah alam.”
Setelah baginda mendengan demikian sembah sekalian mereka itu, maka baginda terlalulah suka citanyq seraya titahnya “Hai sekalian tuan-tuan apa mulanay demian halnya, tuan-taun ini?”
Maka sembah segala mentri dan hulubalabng itu, “Ya tuankusyah alam,adapun negri patik ini telah tiadalah rajanya, telah sudah kembali ke rahmatullahtaala.” Maka dipersembahkannyalah daripada permulaannya datrang kepada kesudahanny itu.
Syahdan, maka baginda pun terlalulah sukacita hatinya mendengan sembah sekalian menteridan hulubalang itu. Maka seketika lagi baginda menceritakan hal ikhwalnya pergi membuangkan dirinya itu. Setelah  segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekaliannya mendengan cerita baginda itu, maka mereka  itu pun terlallulah sukacita hatinya, maka katanya, “Raja besar juga rupanya duli baginda  ini.” Setelah sudah maka sembah segala menteri dan hulubalang dan rakyat sekaliannya itu, “Baiklah segera tuanku naik ke atas gajah ini, supaya patik sekalian mengiringkan tuanku ke dalam negeri.”
Arkian, maka baginda dua suami istri itu  pun naiklah ke atas gajah itu, maka perdana menteri pun mengembangkan paying kerajaan. Setelajh sudah maka segala hulubalang pun mengerahkan segala rakyat memalu segala bunyi-bunyian, gegap gempita bunyinya terlalu ramainya. Maka baginda dua suami istri itu diarak oranglah lalu masuk ke dalam negeri diiringkan segala menteri dan hulubalang, rakyat hina dena,kecil dan besar, tua dan muda sekaliannya.
Apabila sampailah ke istana , maka sekalianya itu pun habislah menjunjung dui baginda. Arkian, maka bagindapun  terlalu adilnya murahnya serta dengn tegur sapanya akan segala rakyat, jikalau miskin kaya sekalipun , sama juga kepadanya. Maka negeri itu pun sentosalah. Demikianlah adanya.    (Hikayat Bachtiar)
Dari Bunga Rampai Hikayat Lama, Sanusi Pane hlm16 Jakarta: Balai Pustaka, 1987
F. Evaluasi
1. sebutkan lima ciri cerita lama.
2. tentukan unsur-unsur intrinsic  hikayat di atas.
3. ceritakan kembali dengan bahasamu hikayat di atas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar