Rabu, 24 April 2013
X.1.5.2 Mengungkapkan isi puisi
5.2 Mengungkapkan isi puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman
Hakikat/Isi Puisi
Struktur fisik puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan si penyair. I.A Richards menyebut makna atau struktur batin itu dengan istilah hakikat puisi (Waluyo,1995). Ada empat unsur hakikat puisi, yakni : tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap puisi (tone), dan amanat (intention). Keempat unsur itu menyatu dalam ujud penyampaian bahasa penyair.
1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dan tuhan, maka puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, maka puisi bertema kemanusiaan. Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang terimajinasikan. Oleh sebab itu, tema bersifat khusus (penyair), tetapi obyektif (bagi semua penafsir), dan lugas ( tidak dibuat-buat).
2. Perasaan (feeling)
Dalam pembuatan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dikhayati oleh pembaca. Untuk mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya, sehingga hasil puisi yang diciptakan berbeda pula. Masing-masing penyair memiliki rasa yang berbeda sehingga memunculkan karakter yang berbeda.
3. Nada dan Suasana
Dalam menulis puisi, penyair memiliki sifat tertentu tehadap pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersifat lugas hanya menceritakan sesuatu terhadap pembaca. Sikap penyair tehadap pembaca ini disebut nada puisi. Sering sekali nada puisi bersifat santai karena penyair ingin bersikap santai terhadap pembaca. Hal ini dapat kita jumpai dalam puisi-puisi mbeling.
Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Jika kita berbicara tentang sikap penyair, maka kita berbicara tentang nada; jika kita berbicara tentang suasana pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita berbicara tentang suasana. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
4. Amanat (pesan)
Amanat yang hendak disampaikan si penyair dapat kita telaah setelah memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan/Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang tersusun, dab juga dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan si penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran si penyair, namun banyak penyair yang tidak sadar akan amanat yang hendak diberikan. (Waluyo, 1995)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar