1. Penggunaan jaringan komunikasi (telepon seluler),
(Kirim & terima jawaban melalui sms)
2. Penggunaan soal sisa,
(Soal sisa
digunakan oleh guru dari sekolah yang bersangkutan yang tidak dikirim
untuk menjadi pengawas silang spesial untuk guru yang mata pelajarannya
sedang di ujikan/tim sukses sekolah untuk mencari jawaban
yang kemudian jawabannya diberikan kepada siswa (diberikan dikelas dalam
kertas kecil, disuruh diambil di wc (siswa pura-pura ke wc) atau dapat
juga di isikan ke LJK siswa setelah selesai sebelum dimasukan ke Amplop
dan dilem, mungkin bisa juga diisikan pada LJK kosong yang tersedia,
dll.
3. Pengeleman Amplop Lembar Jawaban Komputer di luar ruangan kelas (di ruang panitia sekolah),
(Pengeleman
dilakukan setelah LJK diperbaiki atau bahkan setelah ditukar dengan LJK
yang diisikan oleh panitia khusus dari sekolah yang berbuat curang).
4. Proses Pengepakan Soal.
Modus lain :
1. Pembocoran kunci jawaban,
(Soal didapat pagi sekali, atau dari soal sisa yang kemudian dikerjakan oleh TIM SUKSES SEKOLAH)
2. Pengawasan UN yang longgar.
(Para pengawas pengawas UN dengan sengaja melonggarkan pengawasan sehingga para siswa punya kesempatan untuk saling mencontek atau menanyakan jawaban. Para pengawas UN di kelas lebih banyak menunggu di luar sembari membaca koran” ada yang dengan sengaja memberi kesempatan kepada para siswa untuk saling mencontek. Bahkan ada juga pengawas yang memberikan sejumlah jawaban soal-soal UN. )
(Para pengawas pengawas UN dengan sengaja melonggarkan pengawasan sehingga para siswa punya kesempatan untuk saling mencontek atau menanyakan jawaban. Para pengawas UN di kelas lebih banyak menunggu di luar sembari membaca koran” ada yang dengan sengaja memberi kesempatan kepada para siswa untuk saling mencontek. Bahkan ada juga pengawas yang memberikan sejumlah jawaban soal-soal UN. )
Sumber :
3 Modus Yang lain lagi :
1. Sebelum ujian nasional dilaksanakan. Cara yang dipakai dengan membocorkan soal. Misalnya pengakuan murid di Garut, mereka diperintahkan datang lebih awal ke sekolah agar bisa memperoleh jawaban dari guru.
2.
Jawaban dibuat pada saat ujian. Biasanya dilakukan oleh tim, yang
berisi guru bidang studi. Proses distribusi jawaban bervariasi,
ada yang menggunakan telepon seluler, seperti yang terjadi di Cilegon.
Dalam satu kelas, satu atau dua murid dijadikan sebagai simpul. Mereka
bertugas menerima dan membagikan jawaban kepada yang lain melalui kode
tertentu. Ada pula yang memakai kertas kecil atau kertas unyil. Murid
mengambilnya di tempat yang sudah disepakati dengan tim.
3.
Ketiga, tim bekerja setelah ujian nasional selesai. Biasanya murid
diminta tidak menjawab pertanyaan yang dianggap sulit karena nantinya
tim yang akan mengisi. Tapi ada pula yang membiarkan murid menjawab.
Apabila salah, tugas tim sukses yang akan membetulkan.
sumber :
1. Pengamatan: Kecurangan yang dilakukan panitia, jam masuk lebih awal, jam keluar kelas lebih akhir. Artinya panitia menambah jam tidak sesuai jam soal sehingga anak didiknya diuntungkan.
2. Cerita teman pengawas (Bambang Hdy) setiap pagi waktu masuk ruang ujian ia selalu mendapati di ruang tepatnya di atas meja pengawas selalu tersedia satu koran pagi. Bahkan ia pernah mendapati atau tepatnya disediakan lebih dari satu penerbitan yaitu koran dan majalah. Entah yang menyediakan tim atau anak. Harapannya pengaws membaca sehingga pengawasan longgar.
2. Cerita teman pengawas (Bambang Hdy) setiap pagi waktu masuk ruang ujian ia selalu mendapati di ruang tepatnya di atas meja pengawas selalu tersedia satu koran pagi. Bahkan ia pernah mendapati atau tepatnya disediakan lebih dari satu penerbitan yaitu koran dan majalah. Entah yang menyediakan tim atau anak. Harapannya pengaws membaca sehingga pengawasan longgar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar