Senin, 15 April 2013

X.2.14.2 (Latihan) Menghubungkan Isi Puisi dengan Realita Sosial dan Masyarakat Melalui Diskusi

Menghubungkan Isi Puisi dengan Realita
Sosial dan Masyarakat Melalui Diskusi






Mekipun bersifat fiktif, sebuah karya sastra seperti puisi tercipta
tidak berdasarkan khayalan semata. Pada pembelajaran yang lalu kamu
telah memahami, bahwa karya sastra tercipta berdasarkan hasil
pengamatan dan perenungan penulis dari realita hidup dan kehidupan
sekelilingnya. Dengan daya imajinasinya, penulis berusaha menggali,
menggambarkan kehidupan dunia lingkungannya dalam bentuk katakata.
Dapat dikatakan terciptanya karya sastra puisi tidak terlepas
dari realita alam, sosial, dan kehidupan masyarakat si penulis itu
sendiri.
Berpijak dari pemahaman di atas, memahami dan menelusuri isi
suatu karya sastra puisi, tidak hanya memahami pikiran dan perasaan
si penulis saja, tetapi juga memahami realita alam, sosial, dan kehidupan
masyarakat tertentu yang digambarkan dan dialami oleh si penulis.

Baca dan pahami puisi di bawah ini!

Buruh Yang Amat Sabar
oleh Mustofa W Hasyim

Seorang buruh yang sabar selalu tersenyum
Meskipun upahnya selalu dikurangi
Tiap bulan. Ia bersyukur
bisa mengisi hari-harinya
dengan kerja.
Suatu hari upahnya menyusut
Sampai ke angka nol
ia pun mengangguk pasrah
Tanpa niat protes sedikit pun
“Bulan depan ganti kau
yang membayar aku,”
kata majikannya garang.
“Baik. Inya Allah kubayar,” jawabnya.
Ia pulang dengan langkah segar
tapi istrinya dan mertuanya marah
“Masak kerja sebulan
tidak mendapat upah,” hardik mereka.
Hari berikutnya ia tetap bekerja
Lebih rajin dibandingkan temannya
ia pun menyukai lembur
menggantikan temannya yang sakit
Di awal bulan ia tidak mendapat upah
Justru ia yang membayar majikannya.
“Bagus. Dari mana kau dapat uang ini?”
“Dari berhutang tetangga.”
Sampai rumah kembali
istri, mertua dan anak-anaknya
marah sambil menangis
“Tuhan, kenapa kau turunkan juga
lelaki tolol seperti ini,” keluh istrinya
Ia tersenyum, tapi kaget
waktu terdengar letusan
dan asap mengepul
diikuti api yang berkobar.
“Pabrik tempatmu bekerja terbakar,” kata orang-orang.
Ia termenung. Heran campur pedih
“Aku selalu mengampuni majikanku
dan mendoakan agar selamat. Tapi Tuhan
ternyata berkehendak lain,” bisiknya.
1991
(Sembilu, Antologi 21 Penyair Yogya)

Kerjakan pelatihan dengan langkah-langkah berikut!

1. Bentuklah kelompok 4–5 orang siswa!
2. Baca dan pahami kembali isi puisi tersebut bersama kelompokmu!
3. Jawab dan diskusikan bersama kelompokmu pertanyaanpertanyaan
berikut ini!
a. Jelaskan inti permasalahan yang ingin disampaikan penulis
dalam puisi tersebut!
b. Mengapa seorang buruh yang rajin dan sabar seperti yang
digambarkan dalam puisi tersebut dapat memiliki hutang
kepada majikannya?
c. Ungkapkan pendapatmu, salah siapa seorang buruh yang
rajin dan sabar seperti itu bisa terbelit hutang yang besar
pada majikannya?
d. Apa komentar kamu tentang sikap anak, istri, dan mertua si
buruh tersebut?
e. Jika kamu menjadi buruh yang digambarkan dalam puisi
tersebut, apa yang akan kamu lakukan?
f. Jelaskan menurut pendapatmu, apakah kehidupan buruh
sekarang ini masih seperti yang digambarkan dalam puisi
tersebut?
g. Gambaran realita sosial yang diungkapkan dalam puisi
tersebut sampai sekarang masih sering terjadi dalam
kehidupan masyarakat kita. Berikan contoh kasus yang
pernah kamu ketahui seperti kasus yang diceritakan dalam
puisi tersebut!
h. Pesan atau amanat apa yang ingin disampaikan penulis
kepada pembaca melalui puisinya tersebut?
i. Hikmah apa yang dapat kamu petik setelah memahami isi
puisi tersebut?
4. Presentasikan hasil kelompok kamu di depan kelas secara
bergilir!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar