NARASI
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu
ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa
kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika
ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi,
narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut
narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi
sugestif. Contoh narasi ekspositoris adalah biografi, autobiografi, atau
kisah pengalaman. Sedangkan contoh narasi sugestif adalah novel,
cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal – tengah – akhir.
• Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan
tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
• Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik.
Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan
mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
• Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan
bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang
singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan
mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Langkah menyusun narasi (terutama yang berbentuk fiksi) cenderung
dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan
menggali ide. Oleh karena itu, cerita dirangkai dengan menggunakan
“rumus” 5 W + 1 H, yang dapat disingkat menjadi adik simba
1. (What) Apa yang akan diceritakan,
2. (Where) Di mana seting/lokasi ceritanya,
3. (When) Kapan peristiwa-peristiwa berlangsung,
4. (Who) Siapa pelaku ceritanya,
5. (Why) Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan
6. (How) Bagaimana cerita itu dipaparkan.
Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang
dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia
ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno
dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI
pada tahun 1949.
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama ia adalah
seorang nasionalis. Beliau memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno
menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena
keberaniannya Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus.
Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara
bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun
1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan
berjuang.
Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa,
membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua
telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang
terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza
membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah
kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui
juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk
menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu
terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap
cintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar